Dengan apakah aku bisa membuktikan keberadaan Tuhan? Apakah dengan
Ilmu Pengetahuan, dengan pengalaman pribadi, dengan rasio atau
bukti-bukti? Aku tidak memiliki sedikit pun dari yang dimiliki oleh
jutaan orang percaya yang saat ini membaktikan hidup mereka untukNya.
Aku hanyalah bagian kecil dari gerakan besar yang ada di muka bumi ini.
Aku hanya kebetulan mengalami kemelut, pengalaman pahit, doa yang
tertunda, tapi siapa yang tidak mengalaminya?
Jika timbul pertanyaan yang mempertanyakan kedaulatan Tuhan,
keadilanNya, apakah aku cukup memiliki bukti dan pengetahuan untuk itu?
Bukankah aku hanyalah satu dari orang kebanyakan, tidak lebih dari yang
rata-rata. Disisi lain, aku juga hanya penerima hadiah yang tidak pantas
mempertanyakan pemberinya berapa nilai hadiah tersebut.
Tanpa anugerah aku pun tidak akan pernah sampai pada tahap seperti
ini. Siapa manusia dengan kepandaiannya sendiri dapat mengerti apa yang
telah Tuhan lakukan dan dari situ timbul iman percaya? Bukankah iman
sendiri adalah anugerah?
Betapa tidak pantas ketika aku mulai menuntut Penguasa untuk
melakukan apa yang kuinginkan. Betapa kecil dan terbatasnya pikiranku
jika mempertanyakan keadilanNya. Hidupku sendiri seperti rumput dipadang
, sebentar tumbuh, kering, kemudian terbang ditiup angin. Singkat dan
pasti akan berakhir.
Ia memberi dan Ia mengambil. Semua yang kupunya datang daripadaNya.
Aku datang telanjang ke dunia ini dan akan meninggalkannya dalam keadaan
yang sama. Dari tidak ada aku menjadi ada, untuk mengalami kasih juga
kegetiran. Ah, betapa sejujurnya akupun ingin pergi dan meninggalkan
tubuh ini. Bagianku telah aku lakukan walau tidak sempurna. Dan sekarang
adalah bagianNya.
Tidak ada yang dapat menghindar dari akibat dosa yang telah
menghancurkan bumi ciptaan ini. Mengapa harus ada kelahiran? Mengapa
tersenyum untuk satu lagi jiwa yang lahir untuk merana? Bukankan kita
harus menangis karena telah menarik satu lagi makhluk surga dari
tempatnya yang indah untuk hidup bersama kita di bumi fana ini?
Sesungguhnya seorang bayi dilahirkan untuk menderita demikian
seterusnya hingga ia dipanggil pencipta. Itulah sebabnya, hal pertama
dilakukan seorang bayi adalah menangis. Menangis karena tanpa
kehendaknya sendiri dilahirkan. Menangisi hari-hari yang harus ia lewati
sebelum menjadi tua, sakit, dan kembali ke asalnya. Apa yang bisa
dibanggakan manusia dari hidupnya?
Maafkan aku, anak-anakku. Walaupun kehadiranmu adalah kehendak
Penguasa tapi akulah yang dipercayakan membawa kalian pada kefanaan ini.
Dengan sekuat tenaga aku akan mengasihi kalian tapi aku tak dapat
berjanji untuk bisa melindungi kalian dari penderitaan dunia ini. Walau
aku berharap dengan kasihku aku dapat mengurangi beban yang harus
kalian pikul.
Jika dewasa nanti semoga kalian lebih bisa mengerti apa arti hidup
yang singkat ini. Mengapa kalian harus hadir. Melihatnya sebagai satu
anugerah dan bukan hukuman.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar