HANYA INGIN KAU TAHU
Indramayu, 20 Desenber 2011
Indramayu, 20 Desenber 2011
Dalam setiap detik kehidupanku
Dalam setiap langkah yang kutapak
Dalam hening malam yang kurasa
Aku merindukanmu
Bersama sejuknya hembusan angin
Bersama teriknya sinar mentari
Bersama melodi gerimis hujan
Aku titipkan rindu untukmu
Aku hanya ingin kau tahu
Bila aku mencintaimu
Bila aku menyayangimu
Bila aku merindukanmu
Bila aku ingin bersamamu
Dalam setiap langkah yang kutapak
Dalam hening malam yang kurasa
Aku merindukanmu
Bersama sejuknya hembusan angin
Bersama teriknya sinar mentari
Bersama melodi gerimis hujan
Aku titipkan rindu untukmu
Aku hanya ingin kau tahu
Bila aku mencintaimu
Bila aku menyayangimu
Bila aku merindukanmu
Bila aku ingin bersamamu
RINDU YANG TERLARANG
Indramayu, 20 Desember 2011
Indramayu, 20 Desember 2011
Aku bercerita pada hujan
Tentang air mata dan kesedihan
Yang menemani hariku dalam kesendirian
Rinai hujan menetes perlahan
Seperti air mataku yang terjatuh
Ketika kerinduan yang ada tak mampu terkatakan
Hanya mengalun dalam lagu yang kunyanyikan
Dengan kekosongan hati
Pada hujan aku bercerita
Rindu ini kurasakan untuknya
Sosok yang begitu jauh terpisah
Tentang air mata dan kesedihan
Yang menemani hariku dalam kesendirian
Rinai hujan menetes perlahan
Seperti air mataku yang terjatuh
Ketika kerinduan yang ada tak mampu terkatakan
Hanya mengalun dalam lagu yang kunyanyikan
Dengan kekosongan hati
Pada hujan aku bercerita
Rindu ini kurasakan untuknya
Sosok yang begitu jauh terpisah
UNGKAPAN RINDUKU
Indramayu, 20 Desember 2011
Indramayu, 20 Desember 2011
Dalam tirai malam aku merindukanmu
Berbisik kata pada langit dan semesta
Ungkapkan gelisah yang merantai hati
Rindu...
Satu kata, satu rasa
Kuucapkan, kuungkapkan
Untukmu yang jauh di sana
Aku berharap bintang melukiskan senyuman untukku
Senyuman darimu
Aku berharap bulan hembuskan napas padaku
Kata rindu untukku
Rindu darimu
Rindu
Indramayu, 20 Desember 2011
Malam mengadu rinduKekal, menjelma kelambu
Tak satu kata beradu padu
Pada kotak merah jambu
Aduhai cintaku diujung tandu
Dibawa angin musim haru
Pada sabit berjengger buludru
Dibawah, aku mengadu rindu
Nama terus bergema
Entah mengapa
Entah menyapa
Entah dimana
Kususuri tapak waktu lalu
Hitung pasir yang berderas jatuh
Diwaktu lalu hingga ku merindu
Tak jua nama henti bergema
Hasrat ikuti gema nama
Dalam seribu tanya
Sedang apa kau disana ?
Kecut hati amatlah dungu
Tatkala suara tak dapat melagu
Kecut hati sisir nama itu
Pada kertas kaca, dunia maya
Sayangnya, kau tak pernah ada
Tinggalah sendiri, aku
Terus mengadu rindu
Hingga berharap pada bintang jatuh
Kian kutunggu tak pernah jatuh
Rindu dimalam itu, Rindu lirih melagu
Tidak ada komentar :
Posting Komentar