Salah
 satu hal yang paling sentral dalam psikologi kepribadian bahkan dalam 
ilmu psikologi itu sendiri adalah mengenai pengukuran kepribadian. 
Pengukuran kepribadian adalah salah satu metode untuk melihat dan 
mendeskripsikan kepribadian seseorang. Pengukuran kepribadian selama ini
 ada beberapa metode yang sering di gunakan.
Sifat
 kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari 
(self-report) kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau 
penelusuran kepribadian seutuhnya (personality inventory, serangkaian 
instrumen yang menyingkap sejumlah sifat). Ada beberapa macam cara untuk
 mengukur atau menyelidiki kepribadian. 
Observasi Direct
Observasi
 direct berbeda dengan observasi biasa. Observasi direk mempunyai 
sasaran yang khusus , sedangkan observasi biasa mengamati seluruh 
tingkah laku subjek. Observasi direct memilih situasi tertentu, yaitu 
saat dapat diperkirakan munculnya indikator dari ciri-ciri yang hendak 
diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak merencanakan untuk 
memilih waktu. 
Observasi
 direct diadakan dalam situasi terkontrol, dapat diulang atau dapat 
dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk bekerja, dan 
sebagainya.Ada tiga tipe metode dalam observasi direct yaitu: 
Time Sampling Method 
Dalam
 time sampling method, tiap-tiap subjek diselidiki pada periode waktu 
tertentu. Hal yang diobservasi mungkin sekadar muncul tidaknya respons, 
atau aspek tertentu. 
 Incident Sampling Method
Dalam
 incident sampling method, sampling dipilih dari berbagai tingkah laku 
dalam berbagai situasi. Laporan observasinya mungkin berupa 
catatan-catatan dari Ibu tentang anaknya, khusus pada waktu menangis, 
pada waktu mogok makan, dan sebgainya. Dalam pencatatan tersebut hal-hal
 yang menjadi perhatian adalah tentang intensitasnya, lamanya, juga 
tentang efek-efek berikut setelah respons. 
Metode Buku Harian Terkontrol
Metode
 ini dilakukan dengan cara mencatat dalam buku harian tentang tingkah 
laku yang khusus hendak diselidiki oleh yang bersangkutan sendiri. 
Misalnya mengadakan observasi sendiri pada waktu sedang marah. Syarat 
penggunaan metode ini, antara lain, bahwa peneliti adalah orang dewasa 
yang cukup inteligen dan lebih jauh lagi adalah benar-benar ada 
pengabdian pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Wawancara (Interview)
Menilai
 kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka 
dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Dalam 
psikologi kepribadian, orang mulai mengembangkan dua jenis wawancara, 
yakni: 
Stress interview 
Stress
 interview digunakan untuk mengetahui sejauh mana seseorang dapat 
bertahan terhadap hal-hal yang dapat mengganggu emosinya dan juga untuk 
mengetahui seberapa lama seseorang dapat kembali menyeimbangkan emosinya
 setelah tekanan-tekanan ditiadakan. Interviewer ditugaskan untuk 
mengerjakan sesuatu yang mudah, kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang
 lebih sukar.
Exhaustive Interview
Exhaustive
 Interview merupakan cara interview yang berlangsung sangat lama; 
diselenggarakn non-stop. Cara ini biasa digunakan untuk meneliti para 
tersangka dibidang kriminal dan  sebagai pemeriksaan taraf ketiga.
Tes Proyektif 
Cara
 lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan 
tes proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui 
gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya 
memberi peluang kepada testee (orang yang dites) untuk memberikan makna 
atau arti atas hal yang disajikan; tidak ada pemaknaan yang dianggap 
benar atau salah.
Jika
 kepada subjek diberikan tugas yang menunut penggunaan imajinasi, kita 
dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur cara dia merasa dan 
berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung 
menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi)  kepribadiannya untuk 
melakukan tugas yang kreatif. Jenis yang termasuk tes proyektif adalah:
Tes Rorschach
Tes
 yang dikembangkan oleh seorang dkter psikiatrik Swiss, Hermann 
Rorschach, pada tahun 1920-an, terdiri atas sepuluh kartu yang 
masing-masing menampilkan bercak tintan yang agak kompleks. Sebagian 
bercak itu berwarna; sebagian lagi hitam putih. Kartu-kartu tersebut 
diperlihatkan kepada mereka yang mengalami percobaan dalam urutan yang 
sama. Mereka ditugaskan untuk menceritakan hal apa yang dilihatnya 
tergambar dalam noda-noda tinta itu.    Meskipun noda-noda itu secara 
objektif sama bagi semua peserta, jawaban yang mereka berikan berbeda 
satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa mereka yang mengalami percobaan 
itu memproyeksikan sesuatu dalam noda-noda itu. Analisis dari sifat 
jawaban yang diberikan peserta itu memberikan petunjuk mengenai susunan 
kepribadiannya.
Tes Apersepsi Tematik (Thematic Apperception Test/TAT)
Tes
 apersepsi tematik atau Thematic Apperception Test (TAT), dikembangkan 
di Harvard University oleh Hendry Murray pada tahun 1930-an. TAT 
mempergunakan suatu seri gambar-gambar. Sebagian adalah reproduksi 
lukisan-lukisan, sebagian lagi kelihatan sebagai ilustrasi buku atau 
majalah. Para peserta diminta mengarang sebuah cerita mengena  tiap-tiap
 gambar yang diperlihatkan kepadanya. Mereka diminta membuat sebuah 
cerita mengenai latar belakang dari kejadian yang menghasilkan adegan 
pada setiap gambar, mengenai pikiran dan perasaan yang dialami oleh 
orang-orang didalam gambar itu, dan bagaimana episode itu akan berakhir.
 Dalam menganalisis respon terhadap kartu TAT, ahli psikologi melihat 
tema yang berulang yang bisa mengungkapkan kebutuhan, motif, atau 
karakteristik cara seseorang melakukan hubungan antarpribadinya.
Inventori Kepribadian 
Inventori
 kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan 
reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip 
wawancara terstruktur dan ia menanyakan pertanyaan yang sama untuk 
setiap orang, dan jawaban biasanya diberikan dalam bentuk yang mudah 
dinilai, seringkali dengan bantuan komputer. Menurut Atkinson dan 
kawan-kawan, investori kepribadian mungkin dirancang untuk menilai 
dimensi tunggal kepribadian (misalnya, tingkat kecemasan) atau beberapa 
sifat kepribadian secara keseluruhan. Investori kepribadian yang 
terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang ialah:
 (a) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI), (b) 
Rorced-Choice Inventories, dan (c) Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W
 Temperament Scale).
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
MMPI
 terdiri atas kira-kira 550 pernyataan tentag sikap, reaksi emosional, 
gejala fisik dan psikologis, serta pengalaman masa lalu. Subjek menjawab
 tiap pertanyaan dengan menjawab “benar”, “salah”, atau “tidak dapat 
mengatakan”. Pada prinsipnya, jawaban mendapat nilai menurut 
kesesuaiannya dengan jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang 
memiliki berbagai macam masalah psikologi. MMPI dikembangkan guna 
membantu klinis dalam mendiagnosis gangguan kepribadian. Para perancang 
tes tidak menentukan sifat mengukurnya, tetapi memberikan ratusn 
pertanyaan tes untuk mengelompokkan individu. Tiap kelompok diketahui 
berbeda dari normalnya menurut kriteria tertentu. Kelompok kriteria 
terdiri atas individu yang telah dirawat dengan diagnosis gangguan 
paranoid. Kelompok kontrol terdiri atas orang yang belum pernah 
didiagnosis menderita masalah psikiatrik, tetapi mirip dengn kelompok 
kriteria dalah hal usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, dan 
variabel penting lain.
Rorced-Choice Inventories
Rorced-Choice
 Inventories atau Inventori Pilihan-Paksa termasuk klasifikasi tes yang 
volunter. Suatu tes dikatakan volunter bila subjek dapat memilih pilihan
 yang lebih disukai, dan tahu bahwa semua pilihan itu benar, tidak ada 
yang salah (Muhadjir,1992). Subjek, dalam hal ini, diminta memilih 
pilihan yang lebih disukai, lebih sesuai, lebih cocok dengan minatnya, 
sikapnya, atau pandangan hidupnya.
Humm-Wadsworth Temperament Scale (H-W Temperament Scale)
H-W
 Temperament Scale dikembangkan dari teori kepribadian Rosanoff 
(Muhadjir, 1992). Menurut teori ini, kepribadian memiliki enam komponen,
 yang lebih banyak bertolak dari keragaman abnomal, yaitu:
- Schizoid Autistik, mempunyai tendensi tak konsisten, berpikirnya lebih mengarah pada khayalan.
 - Schizoid Paranoid, mempunyai tendensi tak konsisten, dengan angan bahwa dirinya penting.
 - Cycloid Manik, emosinya tidak stabil dengan semangat berkobar.
 - Cycloid Depress, emosinya tak stabil dengan retardasi dan pesimisme.
 - Hysteroid, ketunaan watak berbatasan dengan tendensi kriminal.
 - Epileptoid, dengan antusiasme dan aspirasi yang bergerak terus.
 
H-W
 Temperament Scale tersusun dalam sejumlah item yang berfungsi untuk 
memilahkan kelompok yang patologik dari kelompok penderita hysteroid, 
misalnya, diasumsikan memiliki mental kriminal.
Masih
 banyak metode dan alat-alat lain dalam mengukur kepribadian. Penjelasan
 di atas hanya sekian dari beberapa metode dan alat yang sering 
digunakan. Metode pengukuran kepribadian juga akan semakin berkembang 
dengan semakin berkembangnya penelitian tentang kepribadian.
Daftar Pustaka
Baihaqi, MIF, Drs, M.Si, dkk. 2005. Psikiatri Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan. Bandung: PT Refika Aditama
Sobur, Alex, Drs, M.Si. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Sarwono, Sarlito Wirawan, Dr. 2000. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: PT Bulan Bintang

